Sabtu, 30 Januari 2010

KRITERIA PEMIMPIN

Belakangan ini masalah kepemimpinan menjadi sebuah wacana yang menarik untuk diperbincangkan. Kalangan intelektual maupun awam menetapkan berbagai kriteria bagi yang hendak mencalokan diri menjadi seorang pemimpin. Hal ini diakibatkan begitu banyak harapan yang mereka nantikan dari seorang pemimpin.
Di antaranya, harapan kesejahteraan, keadilan dan keamanan. Mengenai kriteria kepemimpinan ada dua sudut pandang yang dapat dijadikan tolak ukur. Yakni, dilihat dari sudut pandangan duniawi dan sudut pandang Islam.

Kepemimpinan duniawi lebih mengedepankan unsur mempromosikan diri dan memenuhi berbagai macam kriteria yang harus ada di dalam diri calon pemimpin. Seperti disampaikan oleh seorang pakar manajemen, Ordway Tead tentang 10 sifat ideal yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin: . “Energi jasmani maupun syarafi; kesadaran akan tujuan; kegairahan; ramah-tamah dan rasa kasih sayang terhadap sesamanya; kejujuran; ahli dalam bidangnya; selalu bersikap tegas; cerdas; mampu mengajar; mempunyai keyakinan yang teguh.” Kriteria itu mutlak harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin menjadi pemimpin. Sebab, dengan memiliki sejumlah kriteria itu, maka akan menjadi sebuah indikasi atas keberhasilan dari kepemimpinannya.

Sedangkan konsep kepemimpinan dalam Islam memiliki model yang sedikit berbeda. Dalam Islam untuk menjadi seorang pemimpin tidak dengan cara. mempromosikan diri, tetapi lebih kepada amanah, kepercayaan dan karunia yang diberikan oleh Allah Taala serta umatnya. Mengenai kriteria kepemimpinan dalam Islam lebih mendahulukan sifat taqwa, amanah dan adil. Sebagaimana dikemukakan dalam Alquran, “Sesungguhnya, Allah memerintahkan kamu supaya menyerahkan amanat-amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menghakimi di antara manusia hendaklah kamu memutuskan dengan adil .. .” (An-Nisa: 59).
Dengan demikian Islam memandang bahwa jabatan itu adalah sebuah amanah yang harus diberikan kepada orang yang berhak menerimanya. Ini membuktikan bahwa Islam juga menganut profesionalisme dalam memberikan sebuah jabatan kepada seseorang. Artinya selain taqwa, amanat dan adil, jabatan itu hendaknya diberikan kepada orang yang benar-benar memiliki keahlian dan kemampuan untuk melaksanakannya.

Kemudian timbul pertanyaan, mengapa kriteria taqwa juga sangat penting bagi seorang pemimpin sebagai pemegang amanat. Hz. Masih Mau’ud as. menerangkan, Tuhan berfirman kepadaku bahwa “Taqwa adalah sebuah pohon yang harus ditanam dalam hati. Air yang mengalir dari taqwa, dialah yang dapat menyirami seluruh kebun. Taqwa adalah suatu urat tunggal, kalau ini tidak ada, semua akan percuma; dan kalau ini ada, semuanya pun ada.” (Alwasiat,hal 18) Disinilah kelebihan konsep Islam yang menetapkan kriteria taqwa sebagai landasan utama untuk seorang pemimpin. Jika taqwa terdapat dalam diri seorang pemimpin, maka kriteria yang lain pun ada. Tetapi sekiranya tidak ada, maka semuanya tidak akan ada faedahnya sama sekali.

Selain itu, Rasulullah saw. juga mengajarkan kepada kita bahwa tugas seorang pemimpin adalah, “Sayyidul qaumi khadimuhum” seorang pemimpin itu adalah khadim kaumnya”. Nasihat ini mengandung falsafah yang sangat dalam. Selain harus melaksanakan amanat yang dipikulnya, tidak lupa juga untuk siap melayani kaumnya. Dan kelak, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Taala atas kepemimpinannya itu. Inilah konsep kepemimpinan dalam Islam yang sekiranya kriteria itu diterapkan dan diamalkan, maka akan jarang sekali orang berambisi menjadi pemimpin. Semoga Allah Taala senantiasamenganugrahkan hidayah-Nya kepada kita semua. (Darsus,vol IV)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar